Rabu, 28 Maret 2012

budak kulit putih


Budak kulit Putih
KORBAN BAJAK LAUT BARBARIAN  
          
  Lebih dari sejuta dan kemungkinan mencapai 1,25 juta orang Eropa yang dijadikan budak di sepanjang pantai Afrika Utara.
      Barbarian yang mayoritas penduduknya bersuku nomaden di Afrika Utara ini, merupakan tentara laut partikelir ysng muncul semenjak jatuhnya Spanyol, ditambah membeludaknya pengungsi Muslim dari Spanyol membuat aktivitas bajak laut menjadi satu – satunya jalan keluar. Apalagi, sasaran mereka adalah kapal – kapal Eropa yang kala itu dianggap sebagai musuh kerajaan Islam.
Hal yang paling utama dari para pembajak ialah bonus yang didapatkan selain harta rampasan, yaitu para penumpang kapal yang selanjutnya akan dijual sebagai budak di Afrika Utara.
Aktifitas pembajak laut ini, awalnya hanya kapal – kapal sepanjang di Laut Tengah kemudian merambah sampai ke wilayah Inggris.
      Berdasarkan catatan Inggris, tak kurang dari 466 kapal telah dibajak Barbarian selama 1609 sampai 1616. Pada 1625, ada lebih dari 27 kapal dibajak di dekat Plymouth. Sejarawan Inggris abad ke-18 Joseph Morgan menyebutnya era keemasan bajak laut Babarian di Inggris.
      Berdasarkan catatan 1682, yang diperoleh Morgan, dari 160 kapal yang dibajak antara 1677 sampai 1680, diperkirakan membawa 7000-9000 awak kapal penumpang, baik pria maupun wanita, yang akhirnya dijadikan budak.
      Karena budak merupakan bisnis yang menggiurkan, sasaran para bajak laut ini tak hanya kapal – kapal yang berlayar di laut tetapi kampung – kampung sepanjang pantai Mediterania wilayah Eropa. Seperti Spanyol, dan Italia.
      Para bajak laut itu, mendarat di pantai yang sepi pada malam hari, menyerbu perkampungan dan menculik warga serta langsung pergi secepat kilat.

Profesor sejarah di Ohio State University Robert Davis dalam bukunya berjudul Christian Slaves, Muslim Masters: White slavery in the Mediteranean the Barbary Coast, and Italy, 1500 – 1800 membuat metodologi unik untuk menghitung jumlah budak kulit putih di Afrika Utara.
      Beliau mengungkap fakta yang mencengangakan, diperkirakan lebih dari 1juta orang Eropa dijadikan budak di Afrika Utara antara tahun 1530 s/d 1780.
      Catatan sejarah biasanya menghitung sampai puluhan ribu saja.
      “Menjadi budak adalah risiko nyata yang dialami setiap orang yang berlayar di Laut Tengah atau warga yang tinggal di tepi pantai Italia, Spanyol, Prancis, dan Portugal bahkan sampai ke Inggris da Islandia” papar Davis.

Lalu, mengapa sejarah jutaan budak kulit putih tak banyak muncul dalam kajian sejarah?
Menurut Davis, isu ini memang diabaikan saat itu, karena tidak sesuai dengan agenda umum peradaban Eropa yang seharusnya digambarkan sebagai bangsa penakluk dan kolonialis.
Faktor lain adalah tidak adanya catatan jumlah pasti warga Eropa yang menjadi budak di Afrika Utara. Baik kerajaan Eropa maupun Afrika Utara tidak punya data pasti mengenai jumlah warga yang diculik atau jumlah budak di wilayahnya.

Bukan Soal Ras atau Agama

Budak tetaplah budak tak peduli warna kulit, ras dan agama. Nasib budak kulit putih di Afrika Utara tidak akan jauh berbeda dengan budak kulit hitam di Amerika.
Bila budak di Amerika harus bertahan dalam kerja keras di perkebunan, budak kulit putih yang ditangkap di Barbarian harus bekerja dalam bidang konstruksi, tambang, atau paling sial menjadi pendayung kapal galey bajak laut.
Banyak budak yang akhirnya beralih ke agama Islam. Perempuan Eropa yang dijadikan harem juga akhirnya beralih agama agar tetap bisa bersama anak mereka yang dibesarkan sebagai Muslim.
Ternyata budak di Afrika Utara tak selalu kulit putih, bisa hitam, cokelat, Katolik, Protestan, Ortodoks, Yahudi, bahkan Muslim.
Ini membuktikan anggapan bahwa perbudakan selalu terkait dengan isu rasial terkait perbudakan di Amerika.
Di Afrika Utara, tidak ada identitas rasial maupun agama yang bisa menentukan apakah orang itu layak menjadi budak atau tidak. Ini sebatas kesialan nasib.

Sumber : koran republika 


     
     
     


1 komentar:

  1. setau saya bangsa eropa yang di afrika ini waktu kerajaan islam di spanyol dulu jatuh mereka yang islam di paksa keluar agamanya mereka yang bukan pengkhianat agama di paksa keluar dari tanah spanyol

    BalasHapus