Kamis, 10 Oktober 2013

PKL Pasar Anyar Kuasai Jalan


Nama         : Gaby Clara S.P.W
NPM           : 22211985
Kelas          : 3EB03
TUGAS 1



Sumber : warta kota (Selasa, 8 Oktober 2013)

·         Argumentatif (suatu alasan yang disertai dengan bukti) → Naratif ( cerita dari suatu peristiwa)

            Karna (51) adalah salah satu dari puluhan penjual bawang dan ratusan pedagang kaki lima lain yang memadati kawasan Jalan Ahmad Yani, Pasar Anyar Kota Tangerang. Ironisnya, Karna adalah penjual yang letaknya tepat didepan gedung PD Pasar jaya Pasar Anyar.
            Kepada Koran Warta Kota, secara terang-terangan Karna mengakui bahwa sebenarnya para pedagang dilarang berjualan di trotoar dan badan jalan. Karena pendapatan yang tidak seimbang perhari jika berjualan didalam pasar per hari menjadi ala an wanita separuh baya ini untuk tetap berjualan di pinggir jalan.
            Karna menuturkan, jika ia dan pedagang lainnya menuruti aturan penghasilannya sangat berbeda jauh, jika berjualan didalam pasar, tidak ada orang yang menghampiri ke dalam pasar kalu sudah siang. Di badan jalan, Karna biasa berjualan mulai pukul 06.00 hingga pukul 17.00. pendapatan yang diperolehnya pun beragam setiap harinya. Mulai dari Rp 600.000 perhari.
            Lain halnya, jika Karna harus berjualan didalam pasar. Sehari ia hanya memperoleh Rp 200.000 per hari. Hanya ramai saat pagi. Saat menjelang siang dan sore hari hamper tidak ada pembeli yang dating menghampiri.

Berkali-kali ditertibkan
            Dijelaskan Karna pada Warta Kota, lapak tempatnya berjualan pun berkali-kali ditertibkan. Saat ditertibkan, ia pindah ke tempat lain dan nanti jika sudah sepi dari par petugas ia mulai berjulan lagi di sini.
            Hal senada juga dilontarkan Elfrida (40), penjual bumbu dapur di pinggiran Jalan Ahmad Yani Pasar Anyar meskipun baru sekitar dua bulan berjualan, Elfrida juga mengakui bahwa penghasilan yang ia dapat ketika berjualan di luar asar jauh lebih banyak, ujar wanita warga Tanah Tinggi, Tangrang yang menjual jahe, temulawak, kayu manis, lada dan bumbu dapur lainnya.
            Sementara itu, Doni (39), seorang penjual minuman ringan gerobak di pinggiran jalan mengaku bahwa ia sudah berjualan di titik yang sama kurang lebih selama 20 tahun, “ yang penting kan kita tidak menyusahkan pejalan kaki. Kendaraan juga masih bisa lewat kok”, ujarnya.
            Doni menuturkan, untuk PKL yang dagangannya bukan sayur-sayuran dan buah-buahan, tidak dipermasalahkan berdagang di pinggiran jalan. Ia menambahkan, dirinya sendiri sehari bias berpenghasilan Rp 100.000 sampai Rp 150.000 per hari.

Menyempit 4 meter

Seperti yang dipantau oleh Warta Kota di lokasi pada Sabtu pukul 10.00 hingga 11.00, banyak tenda dan payung warna-warniberagam jenis PKL terlihat memenuhi badan jalan dan trotoar Jalan Ahmad Yani. Mulai dari pedagang sayuran, pedagang buah, pedagang makanan dan minuman gerobak, hingga penjual tas dan DVD.
            Keberadaan PKL tersebut pun mengganggu arus lalu lintas. Pasalnya, badan Jalan Ahmad Yani yang selebar kurang lebih 8 meter, kini menyusut hingga 4 meter. hal itu menyebabkan arus lalu lintas dua arah  di jalan tersebut menjadi terhambat. Kendaraan yang dating aria rah jalan Pasar Anyar Selatan maupun Anyar Utara yang hendak menuju gedung PD Pasar Jaya Pasar Anyar pun hamper selalu berjibaku di depan gedung pasar. Ragam suara klakson dari berbagai macam kendaraan yang hamper setiap detik bersahut-sahutan di jalan ini pun bukan menjadi suatu hal yang aneh lagi.

Pagi Hari

            Sejumlah pengguna jalan pun mengakui bahwa keberadaan para PKL memang membuat mereka gerah. Ayun (51) salah seorang pengunjung pasar saat ditemui Warta Kota mengatakan jika sudah siang masih mending jika dibandingkan pagi hari, yang membuat tarik urat ujarnya.
            Sementara Hamidah (28), warga lainnya mengatakan, PKL disana pernah beberapa kali ditertibkan. Namun, penertiban tersebut tidak bertahan lama. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar