AKUNTANSI INTERNASIONAL
“PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN”
Kelompok :
1. Adhika Safitri (27211927)
2. Diana Wijayanti (27211799)
3. Gabyclara Sinta Putri W (22211985)
4. Khazanah Ayu Mentari (23211975)
5. Laila Mustika Dewi (28211188)
6. Mutiara Ratih (25211057)
7. Nurlaela Sari (25211358)
8. Sani Handriani (26211594)
9. Silvia Marlina (26211768)
Kelas : 4EB03
1. Adhika Safitri (27211927)
2. Diana Wijayanti (27211799)
3. Gabyclara Sinta Putri W (22211985)
4. Khazanah Ayu Mentari (23211975)
5. Laila Mustika Dewi (28211188)
6. Mutiara Ratih (25211057)
7. Nurlaela Sari (25211358)
8. Sani Handriani (26211594)
9. Silvia Marlina (26211768)
Kelas : 4EB03
Fakultas Ekonomi
Universitas Gunadarma
2015
PSAK 2 - LAPORAN ARUS KAS
PENDAHULUAN
Tujuan
Informasi tentang arus kas suatu entitas berguna bagi para pengguna laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan entitas untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pengguna perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian perolehannya.
Tujuan pernyataan ini adalah memberikan pengaturan atas informasi mengenai perubahan hsitoris dalam kas dan setara kas dari suatu entitas melalui laporan kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktifitas operasi, investasi ataupun pendanaan (financing) selama suatu periode.
Ruang Lingkup
0.1 Entitas harus menyusun laporan arus kas sesuai persyaratan dalam pernyataan ini dan menyajikan laporan tersebut sebagai bagian tidak terpisahkan (integral) dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan.
0.2 Pernyataan ini menggantikan PSAK2(1994): Laporan Arus Kas.
0.3 Para pengguna laporan berkepentingan untuk mengetahui bagaimana entitas menghasilkan dan menggunakan kas dan setara kas. Hal tersebut bersifat umum dan tidak bergantung pada aktifitas entits serta apakah kas dapat dipandang sebagai produk entitas, seperti yang berlaku di lembaga keuangan. Pada dasarnya, entitas memerlukan kas dengan alasan yang sama meskipun terdapat perbedaan dalam aktivitas penghasilan pendapatan utama (revenue-produccing activisie). Entitas membutuhkan kas untuk melaksnakan usaha, melunasi kewajiban dan membagikan dividen (returns) kapada para investor. Oleh karena itu pernyataan inii mewajibkan semua entitas menyajikan laporan arus kas.
Kegunaan Informasi Arus Kas
0.4 Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan lainnya, laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi perubahan dalam aset bersih entitas, struktur keuangan (termaksuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan memepengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka penyesuaian terhadap keadaan dan peluang yang berubah. Informai arus kas berguna untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan stera kas dan memungkinkan para pengguna mengembangkan untuk menilai dan membandingkan nilai sekrang dari arus kas masa depan (future cas flows) dari berbagai entitas. Informasi tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai entitas karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akutansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.
0.5 Informasi arus kas historis sering digaunakan sebagai indikator dari jumlah, waktu, dan kepastian arus kas masa depan. Disamping itu, informasi arus kas historis juga berguna untuk meneliti kecermatan dari taksiran arus kas masa depan yang telah dibuat sebelumnya dan dalam menentukan hubungan antara profitabilitas dan raus kas bersih serta dampak perubahan harga.
Definisi
0.6 Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam pernyataan ini:
Kas terdiri atas saldo kas (cash on hand) dan rekening giro (demand deposit).
Setara kas (cas equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likiut, berjangka pendek, yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah yang dapat dietentukan dan memiliki resiko perubahan nilai yang tidak signifikan.
Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas.
Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan entitas (principal revenue – producing activities) dan aktivitas yang bukan yang merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aset jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.
Aktivitas pendanaa (finacing) adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi distribusi modal dan pinjaman entitas.
Kas dan Setara Kas
0.7 Setara kas dimiliki untuk memenuhi komitmen kass jangka pendek, bukan untuk investasi atau tujuan lain. Untuk memenuhi persayaratan sebagai setara kas, suetu investas harus segera dapat diubah menjadi kas dalam jumlah yang dapat ditentukan dan memiliki risiko perubahn nilai yang tidak signifikan. Karenanya, suatu investasi pada umumnya memenuhi sayarat sebagai setara kas hanya jika akan segera jatuh tempo dalam waktu, misalnya tiga bulan atau kurang tanggal sejak perolehannya. Investasi dalam bentuk saham tersebut adalah setara kas. Sebagai contoh, saham preferen yang dibeli dan akan segera jatuh tempo setara tanggal penebusan (redemption date) telah ditentukan.
0.8 Pinjaman bank pada umumnya termasuk aktivitas pendanaan. Namun demikian, cerukan (bank overdraft) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengelolaan kas entitas. Dalam kedaan tersebut, cerukan termasuk kompenen kas dan setara kas. Karakteristik dari pengaturan perbankan tersebut mengakibatkan saldo bank kadangkala berfluktuasi dari saldo positif ke posisi penarikan berlebih (overdraw).
0.9 Arus kas tidak mencakup mutasi di antara pos-pos yang termasuk dalam kas atau setara kas, karena komponen tersebut lebih merupakan bagian dari pengelolaan kan entitas dan bukan sebagai dari aktivitas operasi, dan pendanaan.
PENJELASAN
Penyajian Laporan Arus Kas
10. Laporan kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan dikalsifikasi menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
11. Entitas menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, inverstasi dan pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis entitas tersebut. Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan menurut para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan entitas serta terhadap jumlah kas dan setara kas. Informasi tersebut dapat juga digunakan untuk mengevaluasi hubungan di antara ketiga aktivitas tersebut.
12. Suatu transaksi tunggal dapat meliputi beberapa arus kas yang diklasifikasi ke dalam lebih dari satu aktivitas. Sebagai contoh, jika pelunasan pinjaman bank meliputi poko dan pinjaman bunga, maka unsur bungan dapat diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi dan unsure poko pinjman dikalsifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
Aktivitas Operasi
13. Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator utama menentukan apakah operasi entitas dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman. Memelihara kemampuan operasi entitas, membayar deviden, dan melakukan investasi beru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Informasi mengenai unsure tertentu arus kas historis bersama dengan informasilain, berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan.
14. Arus kas dan aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasilan utama pendapatan entitas. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah :
a) Penerimaan kas dari penjualan barang dan pemberian jasa;
b) Penerimaan kas dari royalty, fess, komisi, dan pendapatan lain;
c) Pembayaran kas pada pemasok barang dan jasa;
d) Pembayaran kas kepada dan untuk kepentingan karyawan;
e) Penerimaan dan pembayaran kas oleh entitas asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anuitas, dan manfaat polis lainnya;
f) Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai dari aktivitas pendanaan dan investasi;
g) Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau diperjanjiakan (dealing).
Beberapa transaksi, seperti penjualan peralatan pabrik, dapat menimbulkan keuntungan atau kerugian yang diakui dalam laporan laba rugi. Arus kas yang terkait dengan transaksi semacam itu merupakan arus kas dari aktivitas investasi. Akan tetapi, pembayaran kas untuk pabrikasi atau memperoleh aset yang dimiliki untuk disewakan kepada pihak lain dan selanjutnya dimiliki untuk dijual adalah arus kas dari aktivitas operasi. Kas yang diterima dari sewa dan penjualan atas aset setelah periode sewa, diakui dengan sebagai arus kas dari aktivitas operasi.
15. entitas dapat memiliki surat berharga dan tagihan (securitas dan loans) untuk tujuan diperdagangkan atau di perjanjikan(dealing), yang dalam hal ini dapat dipersamakan dengan persedian khusus dibeli untuk dijual kembali. Oleh karen itu, arus kas yang berasal dari pembelian dan penjualan dalam transaksi perdagangan atau perjanjian surat berharga tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi. Sama halnya dengan pemberian kredit oleh lembaga keuangan, pada umumnya diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi, karena berkaitan dengan aktivitas penghasilan utama pendapatan lembaga keuangan tersebut.
Aktivitas Investasi
16. Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan penngeluaran yang telah terjadi untuk sumber daya yang dimaksudkan menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah :
a) Pembayaran kas untuk membeli aset tetap, aset tidak terwujud, dan asset jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aset tetap yang dibangun sendiri.
b) Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan, dan peralatan dan peralatan, serta aset tidak berwujud dan asset janga panjang lain;
c) Pembayaran kas untuk membeli instrument utang atau instrument ekuitas entitas lain dan kepemilikan dalam ventura bersama (selain pembayaran kas untuk instrument yang dianggap setara kas atau instrumen yang dimiliki untuk diperdagangkan atau diperjanjikan).
d) Kas yang diterima dari penjualan instrument utang dan instrument ekuitas entitas lain dan kepemilikan ventura bersama (selain penerima kas dari instrument yang dimiliki untuk diperdagangkan atau diperjanjikan).
e) Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain (selain uang muka dan kredit yang diberikan oleh lembaga keuangan).
f) Penerimaan kas dari pelunasan uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain ( selain uang muka dan kredit yang diberikan oleh lembaga keuangan).
g) Pembayaran kas sehubungan dengan future contracts, forward contract, option contract, dan swap contracts, kecuali apabila kontrak tersebut dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau diperjanjikan, atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan; dan
h) Pembayaran kas dari future contracts, forward contracts, option contract, dan swap contracts, kecuali apabila kontrak tersebut dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau diperjanjikan, atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
Jika suatu kontrak dimaksudkan untuk lindungi nilai (hedge) suatu posisi yang dapat diidentifikasi, maka arus kas dari kontrak tersebut diklasifikasikan dengan cara yang sama seperti arus kas dari posisi yang dilindungi nilainya.
Aktivitas Pendanaan
17. Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan penting dilakukan karena berguna untuk memprediksi klaim atas arus kas masa depan oleh para penyedia modal entitas. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah :
a) Penerimaan kas dari emisi saham atau instrument modal lainnya;
b) Pembayaran kas kepada pemilik atau menarik atau menembus saham entitas;
c) Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel hipotek, dan pinjaman jangka pendek dan jangka panjang lainnya;
d) Pelunasan pinjaman;
e) Pembayaran kas oleh penyewa (lessee) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa pembiayaan (finance lease).
Pelaporan Arus Kas dari Ativitas Operasi
18. Entitas melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan salah satu dari metode berikut :
a) Metode langsung; dengan metode ini kelompok utama dari penerima kas bruto dan pengeluaran bruto kas diungkapkan; atau
b) Metode ini langsung; dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi prediksi rugi bersih disesuaikan dengan menggoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan (deferral) atau akrual dari penerimaan kas atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.
19. Entitas dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan metode langsung. Metode ini menghasilkan informasi yang berguna dalam mengesumasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan dengan metode tidak langsung. Dengan metode langsung, informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh dengan baik :
a) Dari catatan akuntansi; atau
b) Dengan menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan, dan pos-pos lain dalam laporan laba rugi komperehensif untuk :
i. Perubahan persedian, piutang usaha, dan utang usaha selama, periode berjalan.
ii. Pos bukan kas lainnya; dan
iii. Pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.
20. Dalam metode tidak langsung, arus kas bersih dari aktivitas operasi ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruh :
a) Perubahan persediaan dan piutang usaha serta utang usaha selama periode berjalan;
b) Pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan, keuntungan dan kerugian valuta asing yang belum direalisasi, serta laba entitas asosiasi yang belum dibagikan; dan
c) Semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.
Pelaporan Arus Kas dari Aktivitas Investasi dan Pendanaan.
21. Entitas melaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto yang berasal dari aktivitas investasi dan pendanaan, kecuali aoabila arus kas sebagaimana dijaleakan pada paraghraf 22 dan 24 dilaporkan diatas dasar arus kas bersih (net basis).
Pelaporan Arus Kas atas Dasar Arus Kas Bersih.
22. arus kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan berikut ini dapat disajikan menurut arus kas bersih :
a. penerimaan dan pengeluaran kas untuk kepentingan para pelanggan apabila arus kas tersebut lebih mencerminkan aktivitas pelanggan daripada aktivitas entitas; dan
b. penerimaan dan pengeluaran kas untuk pos-pos dengan perputaran cepat, jumlah yang besar dengan jangka waktu singkat (short maturity).
23. Beberapa contoh penerimaan dan pembayaran kas sebagaimana dijelaskan pada paragraf 22 (a) adalah :
a. Penerimaan dan pembayaran rekening giro;
b. Dana pelanggan yang dikelola oleh entitas investasi; dan
c. Sewa yang ditagih oleh pengelola untuk kepentingan dari, dan selanjutnya disetor kepada pemilik properti.
Beberapa contoh penerimaan dan pengeluaran kas sebagaimana dijelaskan pada paragraf 22 (b) adalah pembayaran dan penerimaan untuk :
a. Jumlah pokok transaksi kartu kredit pada nasabah;
b. Pembelian dan penjualan investasi ; dan
c. Pinjaman jangka pendek lain sebagai contoh, pinjaman dengan jangka waktu jatuh tempo dalam 3 (tiga) bulan atau kurang.
24. Arus kas yang berasal dari aktivitas suatu lembaga keuangan berikut ini dapat dilaporkan dengan dasar arus kas bersih :
a. Penerimaan dan pembayaran kas sehubungan dengan penerimaan dan pembayaran kembali deposito berjangka dengan jatuh tempo yang tetap ;
b. Penempatan dan penarikan deposito pada dan dari lembaga keuangan lainnya ; dan
c. Pemberian dan pelunasan uang muka dan pinjaman kepada nasabah.
Arus Kas Dalam Mata Uang Asing
25. Arus kas yang berasal dari transaksi mata uang asing harus dbukukan dalam mata uang fungsional entitas dengan mengalikan jumlah mata uang asing tersebut dengan nilai tukar antara mata uang fungsional dengan mata uang asing pada tanggal transaksi arus kas.
26. Arus kas entitas anak diluar negeri dijabarkan berdasarkan nilai tukar antara mata uang fungsional dengan mata uang asing pada tanggal transaksi arus kas.
27. arus kas dalam mata uang asing dilaporkan dengan cara yang konsisten dengan PSAK 10 : Transaksi dalam mata uang asing. Pernyataan tersebut memperkenankan digunakannya suatu nilai tukar yang mendekati nilai tukar aktual. Sebagai contoh, nilai tukar rat-rat untuk periode yang bersangkutan dapat digunakan untuk membukukan transaksi dalam mata uang asing atau penjabaran arus kas netitas anak diluar negeri. Akan tetapi, PSAK 10 tidak mengizinkan digunakannya nilai tukar pada akhir periode pelaporan untuk menjabarkan laporan arus kas anak entitas luar negeri.
28. keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi yang timbul akibat perubahan nilai tukar mata uang asing bukan merupakan arus kas. Namun demikian, pengaruh perubahan nilai tukar atas kas dan setara kas dalam mata uangan asing dilaporkan dalam laporan arus kas untuk merekonsiliasikan saldo awal dan akhir dari kas dan setar kas. Jumlah selisih kurs tersebut disajikan terpisah dari arus kas aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan, dan termasuk perbedaan, jika ada seandainya arus kas tersebut telah dilaporkan dengan nilai tukar pada akhir periode.
Bunga dan Deviden
29. Arus kas dari bungan dan deviden yang diterima dan dibayarkan, masing-masing harus diungkapkan secara terpisah. Masing-masing harus diklasifikasi secara monsisten antar periode sebagai salah satu dari aktivitas operasi, investasi atau pendanaan.
30. Jumlah bunga yang dibayar selama suatu periode diungkapkan dalam laporan arus kas baik yang telah diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi maupun yang dikapitalisasi sesuai PSAK No. 26 : Biaya Pinjaman.
31. Jumlah bunga yang dibayar dan bunga serta deviden yang diterima oleh lembaga keuangan biasanya diklasifikasikan sebagai arus kas operasi. Namun demikian, bagi entitaas lainnya belum ada kesepakatan mengenai klasifikasi arus kas ini. Bunga yang dibayarkan dan bungan serta deviden yang deterima dapat diklasifikasi sebagai arus kas operasi karena mempengaruhi laba atau rugi. Sebagai alternatif, bunga yang dibayar dan bunga serta deviden yang diterima dapat diklasifikasi, masing-masing sebagai arus kas pendanaan dan arus kas investasi karena merupakan biaya perolehan sumber daya keuangan atau sebagai hasil investasi (return on investments).
32. Deviden yang dibayar dapat diklasifikasi sebagai rus kas pendanaan karena merupakan biaya perolehan sumber daya keuangan. Sebagai alternatif, deviden yang dibayar dapat diklasifikasi sebagai komponen arus kas dari aktivitas operasi dengan maksud membantu para pengguna laporan dalam menilai kemampuan entitas membayar deviden dari arus kas operasi.
Pajak Penghasilan
33. Arus kas yang berkaitan dengan pajak penghasilan harusdiungkapkan secara terpisah dan diklasifi kasi sebagai arus kas dari aktivitas operasi kecuali jika secara spesifik dapat diidentifi kasikan sebagai aktivitas pendanaan dan investasi.
34. Pajak penghasilan dikenakan atas transaksi yang menghasilkan arus kas yang diklasifi kasikan sebagai aktivitas operasi, investasi, atau pendanaan dalam laporan arus kas. Walaupun beban pajak penghasilan (tax expense) dapat dengan mudah diidentifi kasikan dengan aktivitas investasi atau pendanaan,arus kas yang bersangkutan sering kali tidak mudah diidentifi kasi dan dapat terjadi dalam periode yang berbeda dengan transaksi arus kas yang mendasarinya. Oleh karena itu, pajak yang dibayar biasanya diklasifi kasikan sebagai arus kas dari aktivitas operasi. Namun demikian, jika arus kas pajak tersebut dapat diidentifi kasikan dengan transaksi individual yang menimbulkan arus kas yang bersangkutan, maka arus kas tersebut diklasifi kasi sebagai aktivitas pendanaan atau investasi, sesuai dengan jenis aktivitas tersebut. Apabila arus kas pajak dialokasikan pada lebih dari satu jenis aktivitas, maka jumlah keseluruhan pajak yang dibayar harus diungkapkan.
Investasi Pada Entitas Anak, Entitas Asosiasi, dan Ventura Bersama
35. Apabila akuntansi untuk investasi pada entitas asosiasi atau entitas anak dibukukan dengan menggunakan metode ekuitas atau metode biaya perolehan, maka investor membatasi pelaporannya dalam laporan arus kas hanya pada arus kas yang terjadi antara investor dan investee, misalnya jumlah dividen dan uang muka yang diterima.
36. Entitas yang melaporkan kepemilikannya dalam pengendalian bersama entitas (lihat PSAK 12: Bagian Partisipasi Dalam Ventura Bersama) menggunakan konsolidasi proporsional, melaporkan dalam laporan arus kas konsolidasinya bagian proporsional dari arus kas atas entitas yang dikendalikan bersama. Entitas yang melaporkan kepemilikannya menggunakan metode ekuitas melaporkan dalam laporan arus kas, arus kas atas investasinya dalam entitas yang dikendalikan bersama, dan distribusi dan pembayaran lain atau penerimaa antara entitas dan entitas yang dikendalikan bersama.
Perubahan Kepemilikan dalam Entitas Anak dan Unit Bisnis Lainnya
37. Keseluruhan arus kas yang berasal dari perolehan dan kehilangan pengendalian atas entitas anak atau unit bisnis lainnya harus disajikan secara terpisah dan diklasifikasikan sebagai aktivitas investasi.
38. Entitas harus mengungkapkan hal-hal berikut secara keseluruhan, sehubungan dengan perolehan dan kehilangan pengendalian atas entitas anak dan unit bisnis lainnya selama satu periode:
(a) jumlah harga yang dibayarkan atau diterima;
(b) bagian dari harga yang merupakan kas dan setara
kas;
(c) jumlah kas dan setara kas pada entitas anak atau bisnis lainnya dimana pengendalian diperoleh atau dilepaskan; dan
(d) jumlah aset dan laibilitas selain kas atau setara kas pada entitas anak atau bisnis lainnya dimana pengendalian diperoleh atau dilepaskan, diikhtisarkan berdasarkan kategori utamanya.
39. penyajian tersendiri pengaruh arus kas dari perolehan dan kehilangan pengendalian atas entitas anak dan bisnis lainnya sebagai suatu pos tunggal, bersama-sama dengan pengungkapan tersendiri atas jumlah aset dan laibilitas yang diperoleh atau dilepaskan, akan membantu membedakan arus kas tersebut dengan arus kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan lainnya. Pengaruh arus kas atas kehilangan pengendalian tidak boleh dikurangkan dari arus kas untuk memperoleh pengendalian.
40. Jumlah keseluruhan kas yang dibayarkan atau diterima untuk memperoleh atau atas kehilangan pengendalian entitas anak atau bisnis lainnya dilaporkan dalam laporan arus kas, berdasarkan kas dan setara kas bersih dari yang diperoleh atau dilepaskan sebagai bagian dari transaksi, peristiwa atau perubahan lingkungan.
41A. Arus kas yang timbul dari perubahan kepemilikan atas entitas anak karena kehilangan pengendalian harus diklasifikasikan sebagai arus kas dari aktivitas pendanaan.
41B. Perubahan kepemilikan atas entitas anak yang tidak mengakibatkan kehilangan pengendalian, misalnya akibat pembelian atau penjualan kemudian instrumen ekuitas entitas anak oleh entitas induk, dicatat sebagai transaksi ekuitas (lihat PSAK 4: Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri). Sejalan dengan hal tersebut, arus kas yang berasal dari transaksi tersebut diklasifi kasikan dengan cara yang sama sebagai transaksi lain dengan pemilik yang dijelaskan dalam paragraf 17.
Transaksi Nonkas
42. Transaksi investasi dan pendanaan yang tidak memerlukan penggunaan kas atau setara kas tidak termasuk dalam laporan arus kas. Transaksi semacam itu harus diungkapkan pada bagian lain dalam laporan keuangan sedemikian rupa sehingga dapat memberikan semua informasi yang relevan mengenai aktivitas investasi dan pendanaan tersebut.
43. Beberapa aktivitas investasi dan pendanaan tidak memiliki pengaruh langsung terhadap arus kas periode berjalan meskipun mempengaruhi struktur aset serta modal entitas. Tidak dimasukkannya transaksi nonkas dalam laporan arus kas ini konsisten dengan tujuan laporan arus kas sebab transaksi tersebut tidak mempengaruhi arus kas dalam periode berjalan. Beberapa contoh transaksi nonkas adalah:
a. perolehan aset secara kredit atau melalui sewa pembiayaan (finance Lease) ;
b. akuisisi entitas melalui emisi saham ; dan
c. konversi utang menjadi modal.
Komponen Kas dan Setara Kas
44. Entitas mengungkapkan komponen kas dan setara kas serta menyajikan rekonsiliasi jumlah tersebut dalam laporan arus kas dengan pos yang sama yang disajikan dalam laporan posisi keuangan.
45. Oleh karena keanekaragaman praktik pengelolaan kas dan perbankan dan agar sesuai dengan PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan, entitas harus mengungkapkan kebijakan dalam menentukan komponen kas dan setara kas.
46. Pengaruh setiap perubahan dalam kebijakan untuk menentukan komponen kas dan setara kas seperti misalnya perubahan dalam klasifikasi instrumen keuangan yang sebelumnya diperlakukan sebagai bagian dari portofolio investasi entitas, dilaporkan sesuai dengan PSAK 25: Kebijakan Akuntansi,Perubahan Estimasi dan Kesalahan.
Pengungkapan Lain
47. Entitas mengungkapkan jumlah saldo kas dan setara kas yang signifikan yang tidak dapat digunakan oleh grup usaha, beserta komentar manajemen.
48. Dalam keadaan tertentu saldo kas dan setara kas yang dimiliki oleh entitas tidak dapat digunakan oleh grup entitas. Misalnya, saldo kas dan setara kas milik entitas anak yang beroperasi di suatu negara yang memberlakukan kontrol lalu lintas devisa atau pembatasan hukum lainnya sehingga saldo kas tersebut tidak dapat digunakan oleh entitas induk atau entitas anak lainnya.
49. Informasi tambahan yang relevan mungkin berguna dalam memahami posisi keuangan dan likuiditas entitas. Pengungkapan informasi ini, bersama dengan komentar manajemen, dianjurkan dan mencakup:
a. jumlah fasilitas pinjaman yang belum digunakan yang mungkin tersedia untuk aktivitas operasi masa depan dan untuk menyelesaikan komitmen modal, dengan mengindikasikan pembatasan penggunaan fasilitas ini;
b. jumlah keseluruhan arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan yang terkait dengan kepemilikan dalam ventura bersama yang dilaporkan dengan menggunakan metode konsolidasi proporsional ;
c. jumlah keseluruhan arus kas yang mencerminkan peningkatan kapasitas operasi yang terpisah dari arus kas yang diperlukan untuk mempertahankan kapasitas operasi dan ;
d. jumlah arus kas yang timbul dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dari setiap segmen yang dilaporkan (lihat PSAK 5 : pelaporan segmen).
50. Pengungkapan terpisah arus kas yang mencerminkan peningkatan kapasitas operasi dan arus kas yang diperlukan untuk mempertahankan kapasitas operasi berguna bagi pengguna untuk menentukan apakah entitas melakukan investasi secara memadai dalam pemeliharaan kapasitas operasinya. Entitas yang tidak berinvestasi secara memadai dalam pemeliharaan kapasitas operasinya mungkin akan merugikan profitabilitas dimasa yang akan datang, hanya untuk mempertahankan likuiditas dan distribusi untuk pemilik pada saat ini.
51. Pengungkapan arus kas secara segmen memungkinkan pengguna untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai hubungan antara arus kas bisnis keseluruhan dan komponennya dan ketersediaan serta keragaman arus kas secara segmen.
TANGGAL EFEKTIF
52. Pernyataan ini diterapkan untuk laporan keuangan yang dimulai atau setelah 1 Januari 2011.
Lampiran A
Laporan Arus Kas Untuk Entitas Bukan Lembaga Keuangan
Lampiran ini melengkapi namun bukan bagian dari pernyataan.
1. Contoh ini hanya menampilkan jumlah periode kini. Jumlah yang sesuai untuk periode sebelumnya sebelum disajikan sesuai dengan PSAK 1 :Penyajian Laporan Keuangan.
2. Informasi dari laporan laba rugi komprehensif dan laporan posisi keuangan disajikan untuk memperlihatkan penyusunan laporan arus kas dengan metode langsung dan metode tidak langsung. Laporan laba rugi komprehensif atau laporan posisi keuangan disajikan sesuai dengan persyaratan pengungkapan dan penyajian menurut Pernyataan lainnya.
3. Informasi tambahan berikut juga relevan untuk penyusunan laporan arus kas:
· semua saham entitas anak diperoleh dengan harga Rp 590. Nilai wajar aset yang diperoleh dan laibilitas diasumsikan sebagai berikut:
Persediaan Rp 100
Piutang usaha Rp 100
Kas Rp 40
Aset Tetap Rp 650
Utang usaha Rp 100
Utang jangka panjang Rp 200
· Rp 250 diperoleh dari penerbitan modal saham dan Rp 250 diperoleh dari pinjaman jangka panjang.
· Beban bunga Rp 400 dan telah dibayar sebesar Rp 170 selama periode tersebut, Rp 100 yang merupakan beban bunga periode sebelumnya juga dibayar selama periode tersebut.
· Dividen dibayarkan Rp 1.200.
· Utang pajak pada awal dan akhir periode masing – masing sebesar Rp 400 dan 1000. Selama periode disisihkan Rp 200 untuk tambahan pajak. Pajak yang terutang dari dividen yang diterima berjumlah Rp 100.
· Selama periode, entitas memperoleh aset tetap dengan harga Rp 1.250, Rp 900 diperoleh dengan sewa. Pembayaran kas sebesar Rp 350 untuk pembelian aset tetap.
· Pabrik dengan nilai buku Rp 80 dan akumulasi penyusutan Rp 60 dijual harga Rp 20.
· Piutang usaha pada akhir 20X2 teramsuk Bunga piutang sebesar Rp 100.
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolodasi untuk periode yang berakhir 20X2
Pendapatan
|
30.650
|
Harga Pokok Penjualan
|
(26.000)
|
Laba Bruto
|
4.650
|
Penyusutan
|
(450)
|
Beban administrasi dan penjualan
|
(910)
|
Beban bunga
|
(400)
|
Penghasilan Investasi
|
500
|
Kerugian selisih kurs
|
(40)
|
Laba sebelum pajak
|
3.350
|
Pajak penghasilan
|
(300)
|
Laba
|
3.050
|
Entitas tidak mengakui setiap komponen pendapatan komprehensif lain pada periode yang berakhir 20X2
Laporan posisi keuangan konsolidasi pada akhir tahun 20X2
20X2
|
20X1
| |
Aset
| ||
Kas dan setara kas
|
230
|
160
|
Piutang usaha
|
1.900
|
1.200
|
Persediaan
|
1.000
|
1.950
|
Investasi Surat Berharga
|
2.500
|
2.500
|
Aset tetap (harga perolehan)
|
3.730
|
1.910
|
Akumulasi penyusutan
|
(1.450)
|
(1.060)
|
Aset tetap (bersih)
|
2.280
|
850
|
Total asset
|
7.910
|
6.660
|
Liabilitas
| ||
Utang usaha
|
250
|
1.890
|
Utang bunga
|
230
|
100
|
Utang pajak penghasilan
|
400
|
1.000
|
Utang jangka panjang
|
2.300
|
1.040
|
Total Kewajiban
|
3.180
|
4.030
|
Ekuitas
| ||
Modal saham
|
1.500
|
1.250
|
Saldo laba
|
3.230
|
1.380
|
Total Ekuitas
|
4.370
|
2.630
|
Total liabilitas dan ekuitas
|
7.910
|
6.660
|
Metode langsung laporan arus kas (paragraph 18 (a))
20X2
| |
Arus kas dari aktivitas operasi
| |
Penerimaan kas dari pelanggan
|
30.150
|
Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan
|
(27.600)
|
kas yang dihasilkan operasi
|
2.550
|
Pembayaran bunga
|
(270)
|
Pembayran pajak penghasilan
|
(900)
|
Arus kas bersih dari (untuk) aktivitas operasi
|
1.380
|
Arus kas untuk aktivitas investasi
| |
Akuisisi entitas anak X dengan kas (catatan A)
|
(550)
|
Pembelian asset tetap (catatan B)
|
(350)
|
Hasil dari penjualan peralatan
|
20
|
Penerimaan bunga
|
200
|
Penerimaan deviden
|
200
|
Arus kas bersih dari (untuk) aktivitas investasi
|
(480)
|
Arus kas dari aktivitas pendanaan
| |
Hasil dari penerbitan modal saham
|
250
|
Hasil dari pinjaman jangka panjang
|
250
|
Pembayaran utang sewa pembiayaan
|
(90)
|
Pembayaran deviden
|
(1.200)
|
Arus kas bersih dari (untuk) aktivitas pendanaan)
|
(790)
|
Kenaikan bersih kas dan setara kas
|
110
|
Kas dan setara kas pada awal periode
|
120
|
Hal ini dapat juga dilaporkan sebagai arus kas operasi
|
230
|
Metode tidak langsung pernyataan arus kas (paragraph 18 (b))
20X2
| |
Arus kas dari aktivitas operasi
| |
Laba sebelum pajak
|
3.350
|
Penyesuaian untuk:
| |
Penyusutan
|
450
|
Kerugian selisih kurs
|
40
|
Pendapatan investasi
|
(500)
|
Beban bunga
|
400
|
Kenaikan piutang usaha dan piutang lain
|
(500)
|
Penurunan persediaan
|
1.050
|
Penurunan utang usaha
|
(1.740)
|
Kas yang dihasilkan dari operasi
|
2.550
|
Pembayaran bunga
|
(270)
|
Pembayaran pajak penghasilan
|
(900)
|
Arus kas (bersih) dari aktivitas operasi)
|
1.380
|
Arus kas dari aktivitas pendanaan
| |
Hasil dari penerbitan modal saham
|
250
|
Hasil dari pinjaman jangka panjang
|
250
|
Pembayaran utang sewa pembiayaan
|
(90)
|
Pembayaran dividen
|
(1.200)
|
Arus kas bersih dari (untuk) aktivitas pendanaan )
|
(790)
|
Kenaikan bersih kas dan setara kas
|
110
|
Kas dan setara kas pada awal periode (catatan c)
|
120
|
Kas dan setara kas pada akhir periode (catatan c)
|
230
|
hal ini dapat juga dilaporkan sebagai arus kas operasi
|
Catatan pada laporan arus kas (metode langsung dan metode tidak langsung)
a. Perolehan pengendalian atas entitas anak
Selama periode ini entitas memperoleh pengendalian atas entitas anak X. Nilai wajar aset yang diperoleh dan kewajiban diasumsikan sebagai berikut:
Kas 40
Persediaan 100
Piutang usaha 100
Aset tetap 650
Utang usaha (100)
Utang jangka panjang (200)
Total harga beli 590
Dikurangi: Kas dari X (40)
Arus kas bersih untuk
Memperoleh pengendalian 550
B. Aset tetap
Selama periode ini, entitas memperoleh aset tetap dengan nilai total Rp 1.250 dimana Rp 900 diantaranya diperoleh melalui sewa pembiayaan. Pembayaran kas untuk perolehan ini adalah sebesar Rp 350.
C. Kas dan setara kas
Kas dan setara kas terdiri dari kas di tangan dan saldo bank, serta investasi dalam instrumen pasar uang. Kas dan setara kas dalam laporan arus kas meliputi jumlah-jumlah dalam laporan posisi keuangan berikut ini:
20X2 20X1
Kas dan bank 40 25
Investasi jangka pendek 190 135
Kas dan setara kas yang
dilaporkan sebelumnya 230 160
Pengaruh perubahan nilai tukar valuta - (40)
Kas dan setara kas dinyatakan kembali 230 120
Kas dan setara kas pada akhir periode meliputi rekening deposito bank sebesar Rp 100 yang dipegang oleh entitas anak dan tidak dapat digunakan dengan bebas oleh holding company karena adanya pembatasan arus valuta.
Kelompok entitas ini mempunyai fasilitas pinjaman sebessar Rp 2,000, Rp 700 diantaranya hanya dapat digunakan untuk ekspansi dimasa depan.
D. Informasi segmen
Segmen A Segmen B Total
Arus kas dari:
Aktivitas operasi 1.520 (140) 1.380
Aktivitas investasi (640) 160 (480)
Aktivitas pendanaan (570) (220) (790)
310 (200) 110
Alternatif penyajian (metode tidak langsung)
Sebagai alternatif, dalam laporan arus kas dengan metode tidak langsung, laba operasi sebelum perubahan modal kerja kadang-kadang disajikan sebagai berikut:
Lampiran B
Laporan Arus Kas Untuk Lembaga Keuangan
Lampiran ini hanya pelengkap, namun bukan bagian dari Pernyataan.
1. Contoh ini hanya memperlihatkan jumlah periode berjalan. Jumlah yang menyangkut periode sebelumnya harus disajikan sesuai dengan PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan.
2. Contoh disajikan menggunakan metode langsung.
PSAK 14 - PERSEDIAAN
PENDAHULUAN
TUJUAN
01. Tujuan pernyataan ini adalah mengatur perlakuan akuntansi untuk persediaan. Permasalahan pokok dalam akuntansi persediaan adalah penentuan jumlah biata yang diakui sebagai asset tersebut sampai pendapatan terkait diakui. Pernyataan ini menyediakan panduan dalan menentukan biaya dan penyakuan selanjutnya sebagai beban, termasuk setiap penuruanan menjadi nilai ralisasi neto. Pernyataan ini juga memberikan panduan rumus biaya yang digunakan untuk enentukan biaya persediaan.
RUANG LINGKUP
02. Pernyataan ini diterapkan untuk semua persediaan, kecuali:
(a) Pekerjaan dalam proses yang timbul dalam kontrak konstruksi, termasuk kontrak jasa yang terkait langsung (lihat PSAK 34: Akuntansi Kontrak Konstruksi);
(b) Persediaan yang terkait dengan real eatate (lihat PSAK 44: Akuntansi Aktivitas Perkembangan Real Estat);
(c) Instrumen keuangan (lihat PSAK 50: Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan dan PSAK Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran);
(d) Aset biolojik terkait dengan aktivitas agrikultur dan produk agrikultur pada saat panen;
(e) Aset biolojik terkait dengan hasil hutan (lihat PSAK 32: Akuntansi Kehutanan); dan hasil tambang umum dan hasil tambang minyak dan gas bumi (lihat PSAK 33: Akuntansi Pertambangan Umum dan PSAK 29: Akuntansi Minyak dan Gas Bumi).
03. Pernyataaan ini tidak berlaku untuk pengukuran persediaan bagi pialang-pedagang komoditi yang mengukur persediaannya pada nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual, sesuai dengan praktik yang berlaku pada industri. Ketika persediaan tersebut diukur pada nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual, maka perubahan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual diakui dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya.
04. Pialang-pedagang adalah mereka yang membeli atau menjual komoditi untuk orang lain atau dirinya sendiri. Persediaan pialang-pedagang terutama diperoleh dengan tujuan untuk dijual dalam waktu dekat dan memperoleh laba dari fluktuasi harga atau marjin. Ketika persediaan ini diukur dengan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual, maka yang dikecualikan hanya dari persyaratan pengukuran dalam Pernyataan ini.
DEFINISI
05. Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:
Persediaan adalah aset:
(a) tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa;
(b) dalam proses produksi untuk penjualan tersebut; atau
(c) dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.
Nilai realisasi neto adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk membuat penjualan.
Nilai wajar adalah jumlah di mana suatu asset dipertukarkan, atau kewajiban diselesaikan, antara pihak yang berpengetahuan dan berkeinginan dalam suatu
transaksi yang wajar.
Komoditi adalah barang dagangan yang menjadi subjek kontrak berjangka yang diperdagangkan di bursa berjangka.
Nilai khusus-entitas adalah nilai kini dari arus kas yang diharapkan oleh suatu entitas yang timbul dari penggunaan aset berkelanjutan dan dari pelepasannya pada akhir umur manfaat atau yang diharapkan terjadi ketika penyelesaian kewajiban.
06. Nilai realisasi neto mengacu kepada jumlah neto yang entitas berharap untuk direalisasi dari penjualan persediaan dalam kegiatan usaha biasa. Nilai wajar mencerminkan suatu jumlah di mana persediaan yang sama dapat dipertukarkan
antara pembeli dan penjual yang berpengetahuan dan berkeinginan di pasar. Nilai realisasi neto adalah nilai khusus entitas sedangkan nilai wajar tidak tergantung pada nilai khusus entitas. Nilai realisasi neto untuk persediaan bisa tidak sama dengan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual.
07. Persediaan meliputi barang yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali, misalnya, barang dagangan yang dibeli oleh pengecer untuk dijual kembali, atau pengadaan tanah dan properti lainnya untuk dijual kembali. Persediaan juga mencakupi barang jadi yang diproduksi, atau barang dalam penyelesaian yang sedang diproduksi, oleh entitas serta termasuk bahan serta perlengkapan yang akan digunakan dalam proses produksi. Bagi perusahaan jasa, persediaan meliputi biaya jasa seperti diuraikan dalam paragraf 18, di mana entitas belum mengakui pendapatan yang terkait (lihat PSAK 23: Pendapatan).
PENGUKURAN PERSEDIAAN
08. Persediaan harus diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi neto, mana yang lebih rendah.
Biaya Persediaan
09. Biaya persediaan harus meliputi semua biaya pembelian, biaya konversi, dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini.
Biaya Pembelian
10. Biaya pembelian persediaan meliputi harga beli, bea impor, pajak lainnya (kecuali yang kemudian dapat ditagih kembali oleh entitas kepada otoritas pajak), biaya pengangkutan, biaya penanganan, dan biaya lainnya yang secara langsung dapat diatribusikan pada perolehan barang jadi, bahan, dan jasa. Diskon dagang, rabat dan hal lain yang serupa dikurangkan dalam menentukan biaya pembelian.
Biaya Konversi
11. Biaya konversi persediaan meliputi biaya yang secara langsung terkait dengan unit yang diproduksi, misalnya biaya tenaga kerja langsung. Termasuk juga alokasi sistematis overhead produksi tetap dan variabel yang timbul dalam mengonversi bahan menjadi barang jadi. Overhead produksi tetap adalah biaya produksi tidak langsung yang relatif konstan, tanpa memerhatikan volume produksi yang dihasilkan, seperti penyusutan dan pemeliharaan bangunan dan peralatan pabrik, dan biaya manajemen dan administrasi pabrik. Overhead produksi variable adalah biaya produksi tidak langsung yang berubah secara langsung, atau hampir secara langsung,mengikuti perubahan volume produksi, seperti bahan tidak langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung.
12. Pengalokasian overhead produksi tetap ke biaya konversi didasarkan pada kapasitas fasilitas produksi normal. Kapasitas normal adalah produksi rata-rata yang diharapkan akan tercapai selama suatu periode atau musim dalam keadaan normal, dengan memerhitungkan hilangnya kapasitas selama pemeliharaan terencana. Tingkat produksi aktual dapat digunakan jika mendekati kapasitas normal. Pengalokasian jumlah overhead produksi tetap pada setiap unit produksi tidak bertambah sebagai akibat dari rendahnya produksi atau tidak terpakainya pabrik. Overhead yang tidak teralokasi diakui sebagai beban pada periode terjadinya. Dalam periode produksi tinggi yang tidak normal, jumlah overhead tetap yang dialokasikan pada tiap unit produksi menjadi berkurang sehingga persediaan tidak diukur di atas biayanya. Overhead produksi variabel dialokasikan pada unit produksi atas dasar penggunaan aktual fasilitas produksi.
13. Suatu proses produksi mungkin menghasilkan lebih dari satu jenis produk secara simultan. Hal tersebut terjadi, misalnya, ketika dihasilkan produk bersama atau bila terdapat produk utama dan produk sampingan. Ketika biaya konversi tidak dapat diidentifikasi secara terpisah, maka biaya tersebut dialokasikan antar produk secara rasional dan konsisten. Pengalokasian dapat didasarkan pada, misalnya, perbandingan harga jual untuk masing masing produk, baik pada tahap proses produksi pada waktu produk telah dapat diidentifikasikan secara terpisah atau pada saat produksi telah selesai. Sebagian besar produk sampingan, pada hakekatnya tidak material. Ketika kasusnya demikian, produk sampingan sering kali diukur pada nilai realisasi neto dan nilai tersebut dapat mengurangi biaya produk utama. Dengan demikian, jumlah tercatat produk utama tidak berbeda secara material dari biayanya.
Biaya-biaya Lain
14. Biaya-biaya lain hanya dibebankan sebagai biaya persediaan sepanjang biaya tersebut timbul agar persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini. Misalnya, dalam keadaan tertentu diperkenankan untuk memasukkanoverhead nonproduksi atau biaya perancangan produk untuk pelanggan tertentu sebagai biaya persediaan.
15. Contoh biaya-biaya yang dikeluarkan dari biaya persediaan dan diakui sebagai beban dalam periode terjadinya adalah:
(a) jumlah pemborosan bahan, tenaga kerja, atau biaya produksi lainnya yang tidak normal;
(b) biaya penyimpanan, kecuali biaya tersebut diperlukan dalam proses produksi sebelum dilanjutkan pada tahap produksi berikutnya;
(c) biaya administrasi dan umum yang tidak memberikan kontribusi untuk membuat persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini; dan
(d) biaya penjualan.
16. PSAK 26: Biaya Pinjaman menentukan kondisi terbatas di mana biaya pinjaman termasuk dalam biaya persediaan.
17. Entitas mungkin membeli persediaan dengan persyaratan penyelesaian tangguhan (deferred settlement terms). Ketika perjanjian secara efektif mengandung elemen pembiayaan, maka elemen tersebut, misalnya perbedaan antara harga beli untuk persyaratan kredit normal dan jumlah yang dibayarkan diakui sebagai beban bunga selama periode pembiayaan.
Biaya Persediaan Pemberi Jasa
18. Sepanjang pemberi jasa memiliki persediaan, mereka mengukur persediaan tersebut pada biaya produksinya. Biaya persediaan tersebut terutama meliputi biaya tenaga kerja dan biaya personalia lainnya yang secara langsung menangani pemberian jasa, termasuk personalia penyelia, danoverhead yang dapat diatribusikan. Biaya tenaga kerja dan biaya lainnya yang terkait dengan personalia penjualan dan administrasi umum tidak termasuk sebagai biaya persediaan tetapi diakui sebagai beban pada periode terjadinya. Biaya persediaan pemberi jasa tidak termasuk marjin laba atau overhead yang tidak dapat diatribusikan yang sering merupakan faktor pembebanan harga oleh pemberi jasa.
Teknik Pengukuran Biaya
19. Teknik pengukuran biaya persediaan, seperti metode biaya standar atau metode eceran, demi kemudahan dapat digunakan jika hasilnya mendekati biaya. Biaya standar memperhitungkan tingkat normal penggunaan bahan dan perlengkapan, tenaga kerja, efisiensi dan utilisasi kapasitas. Biaya standar di-review secara reguler dan, jika diperlukan, direvisi sesuai dengan kondisi terakhir.
20. Metode eceran seringkali digunakan dalam industry eceran untuk menilai persediaan dalam jumlah besar item yan berubah dengan cepat, dan memiliki marjin yang sama di mana tidak praktis untuk menggunakan metode penetapan biaya lainnya. Biaya persediaan ditentuk ditentukan dengan mengurangi nilai jual persediaan dengan persentase marjin bruto yang sesuai.
Persentase tersebut digunakan dengan memerhatikan persediaan yang telah diturunkan nilainya di bawah harga jual normal. Persentasi rata-rata sering digunakan untuk setiap departemen eceran.
Rumus Biaya
21. biaya persediaan untuk item yang biasanya tidak dapat diganti dengan barang lain (not ordinary interchangeable) dan barang atau jasa yang dihasilkan dan dipisahkan untuk proyek tertentu harus diperhitungkan berdasarkan identifikasi spesifik terhadap biayanya masing masing.
22. identifikasi spesifik biaya artinya biaya-biaya spesifik didistribusikan ke item persediaan tertentu. Cara ini merupakan perlakuan yang sesuai bagi item yang dipisahkan untuk proyek tertentu, baik yang dibeli maupun yang dihasilkan. Namun demikian, identifikasi spesifikasi biaya tidak tepat ketika terdapat julah besar item dalam persediaan yang dapat menggantikan satu sama lain (ordinary interchangeable). Dalam keadaan demikian, metode pemilihan item yang masih berada dalam persediaan dapat digunakan untuk menentukan di muka dampaknya dalam laporan laba rugi.
23. Biaya persediaan, kecuali yang disebut dalam paragraf 21, harus dihitung dengan menggunakan rumus biaya masuk pertama keluar pertama (MPKP) atau ratarata tertimbang. Entitas harus menggunakan rumus biaya yang sama terhadap semua persediaan yang memiliki sifat dan kegunaan yang sama. Untuk persediaan yang memiliki sifat dan kegunaan yang berbeda, rumusan biaya yang berbeda diperkenankan.
24. Misalnya, persediaan yang digunakan dalam suatu operasi segmen mungkin memiliki kegunaan yang berbeda dari jenis persediaan yang sama yang digunakan dalam operasi segmen yang lain. Namun demikian, perbedaan lokasi geografis persediaan (atau dalam perspektif perpajakan), dengan sendirinya, tidak cukup hanya sekedar menggunakan rumus biaya yang berbeda.
25. Formula MPKP mengasumsikan item persediaan yang pertama dibeli akan dijual atau digunakan terlebih dahulu sehingga item yang tertinggal dalam persediaan akhir adalah yang dibeli atau diproduksi kemudian. Dalam rumus biaya ratarata tertimbang, biaya setiap item ditentukan berdasarkan biaya rata-rata tertimbang dari item yang serupa pada awal periode dan biaya item yang serupa yang dibeli atau diproduksi selama suatu periode. Perhitungan rata-rata dapat dilakukan secara berkala atau pada setiap penerimaan kiriman, tergantung pada keadaan entitas.
Nilai Realisasi Neto
26. Biaya persediaan mungkin tidak akan diperoleh kembali jika persediaan rusak, seluruh atau sebagian persediaan telah usang, atau harga jualnya telah menurun. Biaya persediaan juga tidak akan diperoleh kembali jika estimasi biaya penyelesaian atau estimasi biaya untuk membuat penjualan telah meningkat. Praktek penurunan nilai persediaan di bawah biaya menjadi nilai realisasi neto konsisten dengan pandangan bahwa aset seharusnya tidak dinyatakan melebihi perkiraan jumlah yang dapat direalisasi dari penjualan atau penggunaannya.
27. Nilai persediaan biasanya diturunkan ke nilai realisasi neto secara terpisah untuk setiap item dalam persediaan. Namun demikian, dalam beberapa kondisi, penurunan nilai persediaan mungkin lebih sesuai jika dihitung terhadap kelompok item yang serupa atau berkaitan. Misalnya barang-barang yang termasuk dalam lini produk dengan tujuan atau penggunaan akhir yang serupa, yang diproduksi dan dipasarkan di wilayah yang sama, dan tidak dapat dievaluasi terpisah dari item-item lain dalam lini produk tersebut. Penurunan nilai persediaan tidak tepat jika dihitung berdasarkan klasifikasi persediaan, misalnya, barang jadi, atau seluruh persediaan dalam suatu industri atau segmen geografis tertentu. Pemberi jasa pada umumnya mengakumulasikan biaya-biaya untuk setiap jasa di mana harga jual terpisah ditentukan. Dengan demikian, masing-masing jasa tersebut diperlakukan secara terpisah.
28. Estimasi nilai realisasi neto didasarkan pada bukti paling andal yang tersedia pada saat estimasi dilakukan terhadap jumlah persediaan yang diharapkan dapat direalisasi. Estimasi ini memertimbangkan fluktuasi harga atau biaya yang langsung terkait dengan peristiwa yang terjadi setelah akhir periode sepanjang peristiwa tersebut menegaskan kondisi yang ada pada akhir periode.
29. Estimasi nilai realisasi neto juga mempertimbangkan tujuan pengadaan persediaan yang dimiliki. Misalnya, nilai realisasi neto dari jumlah persediaan yang dimiliki untuk memenuhi kontrak penjualan atau jasa yang bersifat pasti didasarkan pada harga kontrak. Jika kontrak penjualan lebih sedikit daripada jumlah persediaan yang dimiliki, maka nilai realisasi neto untuk kelebihannya didasarkan pada harga jual umum. Penyisihan dapat timbul dari kontrak penjualan yang bersifat pasti yang melebihi jumlah persediaan yang dimiliki atau dari kontrak pembelian yang bersifat pasti. Penyisihan tersebut diperlakukan sesuai dengan PSAK 57: Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontinjensi dan Aset Kontinjensi.
30. Bahan dan perlengkapan lain yang dimiliki untuk digunakan dalam memroduksi persediaan tidak diturun nilainya di bawah biaya jika produk jadi yang dihasilkan diharapkan dapat dijual sebesar atau di atas biayanya. Namun demikian, ketika penurunan harga bahan mengindikasikan biaya produk jadi yang dihasilkan akan melebihi nilai realisasi neto, maka nilai bahan diturunkan ke nilai realisasi neto. Dalam kondisi semacam itu, biaya penggantian bahan merupakan ukuran terbaik yang tersedia untuk nilai realisasi netonya.
31. Pengujian yang baru dilakukan atas nilai realisasi neto pada setiap periode berikutnya. Ketika kondisi yang semula mengakibatkan penurunan nilai persediaan di bawah biaya ternyata tidak ada lagi atau ketika terdapat bukti yang jelas terhadap peningkatan nilai realisasi neto karena perubahan keadaan ekonomi, maka jumlah penurunan nilai harus dibalik (dalam hal ini pemulihan adalah terbatas untuk jumlah penurunan nilai awal) sehingga jumlah tercatat yang baru dari persediaan adalah yang terendah dari biaya atau nilai realisasi neto yang telah direvisi. Hal ini terjadi, misalnya, ketika suatu item dalam persediaan yang dicatat sebesar nilai realisasi neto karena harga jualnya telah turun, masih dimiliki pada periode berikutnya dan harga jualnya telah meningkat.
Pengakuan sebagai Beban
32. Jika persediaan dijual, maka nilai tercatat persediaan tersebut harus diakui sebagai beban pada periode diakuinya pendapatan atas penjualan tersebut. Setiap penurunan nilai persediaan di bawah biaya menjadi nilai realisasi neto dan seluruh kerugian persediaan harus diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan atau kerugian tersebut. Setiap pemulihan kembali penurunan nilai persediaan karena peningkatan kembali nilai realisasi neto, harus diakui sebagai pengurangan terhadap jumlah beban persediaan pada periode terjadinya pemulihan tersebut.
33. Beberapa persediaan dialokasikan ke pos aset lainnya, misalnya, persediaan yang digunakan sebagai komponen aset tetap yang dibangun sendiri. Persediaan yang dialokasikan ke aset lain dengan cara ini diakui sebagai beban selama masa manfaat aset tersebut.
PENGUNGKAPAN
34. Laporan keuangan harus mengungkapkan:
(a) kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan, termasuk rumus biaya yang digunakan;
(b) total jumlah tercatat persediaan dan jumlah nilai tercatat menurut klasifikasi yang sesuai bagi entitas;
(c) jumlah tercatat persediaan yang dicatat dengan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual;
(d) jumlah persediaan yang diakui sebagai beban selama periode berjalan;
(e) jumlah setiap penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang jumlah persediaan yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan sebagaimana dijelaskan pada paragraf 32;
(f) jumlah dari setiap pemulihan dari setiap penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang jumlah persediaan yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan sebagaimana dijelaskan pada paragraf 32;
(g) kondisi atau peristiwa penyebab terjadinya pemulihan nilai persediaan yang diturunkan sebagaimana dijelaskan pada paragraf 32; dan
(h) nilai tercatat persediaan yang diperuntukkan sebagai jaminan kewajiban.
35. Informasi tentang jumlah tercatat yang disajikan dalam berbagai klasifikasi persediaan dan tingkat perubahannya masing-masing berguna bagi pemakai laporan keuangan. Klasifikasi persediaan yang biasa digunakan adalah barang dagangan, perlengkapan produksi, bahan, barang dalam penyelesaian, dan barang jadi. Persediaan dalam pemberi jasa biasanya disebut pekerjaan dalam penyelesaian.
36. Biaya persediaan yang diakui sebagai beban selama periode, seringkali disebut sebagai beban pokok penjualan, meliputi biaya-biaya yang sebelumnya diperhitungkan dalam pengukuran persediaan yang saat ini telah dijual, overhead produksi yang tidak teralokasi, dan jumlah biaya produksi persediaan yang tidak normal. Kondisi tertentu dari entitas juga memungkinkan untuk memasukkan biaya lainnya, seperti biaya distribusi.
37. Beberapa entitas mengadopsi suatu format laporan laba rugi yang mengakibatkan jumlah yang diungkapkan adalah selain biaya persediaan yang diakui sebagai beban selamaperiode yang bersangkutan. Dalam format ini, entitas menyajikan analisa beban menggunakan klasifikasi berdasarkan sifat dari beban. Dalam kasus ini, entitas mengungkapkan biaya yang diakui sebagai beban untuk bahan baku dan bahan habis pakai, biaya tenaga kerja, dan biaya lainnya bersama-sama dengan jumlah perubahan neto persediaan pada periode tersebut.
TANGGAL EFEKTIF
38. Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2009. Penerapan lebih dini dianjurkan.
PENARIKAN
39. Pernyataan ini menggantikan PSAK 14 (1994): Persediaan
PSAK 17 – AKUNTANSI PENYUSUTAN
PENDAHULUAN
TUJUAN
Alokasi biaya yang tepat harus dilakukan diantara berbagai pos aktiva dan beban (misalnya dalam penetapan unsure harga perolehan property, pabrik dan peralatan atau biaya pemeliharaan) karena akan mempengaruhi perhitungan laba untuk serangkaian periode akuntansi. Demikian pula, biaya umum (common cost) yang berkenaan dengan lebih dari satu aktivitas harus di distribusikan dengan tepat menururt dasar pembebanan yang layak, seperti faktor waktu atau faktor penggunaan.
Tujuan dari pernyataan ini adalah mengatur tentang pembebanan penyusutan aktiva yang dapat disusutkan. Masalah utama dalam akuntansi penyusutan suatu aktiva adalah penentuan jumlah yang dapat disusutkan, metode penyusutan dan penentuan masa manfaat ke ekonomian.
RUANG LINGKUP
01. Pernyataan ini menyangkut akuntansi penyusutan dan diterapkan untuk seluruh aktiva yang dapat disusutkan kecuali :
(a) Hutan dan sumber daya alam serupa yang dapat diperbaharui
(b) Pengeluaran eksplorasi dan penggalian mineral, minyak, gas alam dan sumber daya alam serupa yang tidak dapat diperbaharui
(c) Pengeluaran riset dan pengembangan
(d) Goodwill
DEFINISI
02. Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam pernyataan ini :
Penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung. Aktiva yang dapat disusutkan adalah aktiva yang :
(a) Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode akuntansi
(b) Memiliki suatu masa manfaat yang terbatas
(c) Ditahan oleh suatu perusahaan untuk digunakan dalam produksi atau memasok barang dan jasa, untuk disewakan, atau untuk tujuan administrasi.
Masa manfaat adalah :
(a) Periode suatu aktiva diharapkan digunakan oleh perusahaan
(b) Jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari aktiva oleh perusahan.
Jumlah yang dapat disusutkan (depreciable amount) adalah biaya perolehan suatu aktiva, atau jumlah lain yang disubstitusikan untuk biaya dalam laporan keuangan dikurangi nilai sisanya.
Penghapusan aktiva adalah penghapusan nilai buku suatu aktiva yang dilakukan apabila nilai buku yang tercantum tidak lagi menggambarkan manfaat dari aktiva yang bersangkutan. Penghapusan aktiva berbeda dengan penyusutan.
PENJELASAN
03. Aktiva yang dapat disusutkan seringkali merupakan bagian signifikan aktiva perusahaan. Penyusutan karenanya dapat berpengaruh secara signifikan dalam menentukan dan menyajikan posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan.
04. Pandangan pertama menyatakan bahwa jika nilai dari suatu aktiva telah meningkat melampaui jumlah tercatat (carrying amount) dalam laporan keuangan, adalah tidak perlu untuk membebankan penyusutan. Pandangan kedua menyatakan bahwa penyusutan harus dibebankan pada setiap periode akuntansi berdasarkan jumlah yang disusutkan tanpa memandang kenaikan nilai jual kembali aktiva.
MASA MANFAAT
05. Estimasi dari masa manfaat suatu aktiva yang dapat disusutkan atau suatu kelompok aktiva serupa yang dapat disusutkan adalah suatu masalah pertimbangan yang biasanya berdasarkan pengalaman dengan jenis aktiva yang serupa. Untuk suatu aktiva yang menggunakan teknologibaru atau yang digunakan dalam produksi suatu produk baru atau yang digunakan dalam pemberian suatu jasa baru dan hanya sedikit pengalaman mengenai jasa tersebut, estimasi masa manfaat lebih sulit namun tetap dibutuhkan.
06. Masa manfaat dari suatu aktiva yang dapat disusutkan untuk suatu perusahaan mungkin lebih pendek daripada usia fisiknya. Sebagai tambahan terhadap aus dan kerusakan fisik (physical wear and tear) yang tergantung pada faktor operasional (seperti frekuensi penggunaan aktiva, program perbaikan dan pemeliharaan), faktor-faktor lain juga perlu dipertimbangkan. Faktorfaktor tersebut termasuk keusangan yang timbul dari perubahan teknologi atau perbaikan dalam produksi, keusangan yang timbul dari perubahan dalam permintaan pasar terhadap output produk atau jasa dari aktiva, dan pembatasan hukum seperti tanggal batas penggunaan.
NILAI SISA
07. Nilai sisa suatu aktiva seringkali tidak signifikan dan dapat diabaikan dalam penghitungan jumlah yang dapat disusutkan. Jika nilai sisa signifikan, nilai tersebut diestimasi pada tanggal perolehan atau pada tanggal dilakukannnya evaluasi aktiva (hanya mungkin dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah), berdasarkan nilai yang dapat direalisasikan pada tanggal tersebut untuk aktiva yang sama yang telah mencapai akhir masa manfaatnya dan beroperasi dalam kondisi yang hampir sama dengan aktiva yang akan digunakan. Nilai sisa kotor selalu dikurangi dengan harapan biaya penglepasan pada akhir masa manfaat suatu aktiva.
METODE PENYUSUTAN
08. Jumlah yang dapat disusutkan dialokasi ke setian periode akuntansi selama masa manfaat aktiva dengan berbagai metode yang sistematis. Metode manapun yang dipilih, konsistensi dalam penggunaannya adalah perlu, tanpa memandang tingkat profitabilitas perusahaan dan pertimbangan perpajakan, agar dapat menyediakan daya banding hasil operasi perusahaan dari periode ke periode.
09. Penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai metode yang dapat dikelompokkan menurut kriteria berikut:
(a) Berdasarkan waktu :
(i) Metode garis lurus (straight-line method)
(ii) Metode pembebanan yang menurun
· Metode jumlah angka tahun (sum of the years digit method)
· Metode saldo menurun/saldo menurun ganda (declining/double declining balance method)
(b) Berdasarkan penggunaan :
(i) Metode jam jasa (service hours method)
(ii) Metode jumlah unit produksi (productive output method)
(c) Berdasarkan kriteria lainnya :
(i) Metode berdasarkan jenis dan kelompok (group and composite method)
(ii) Metode anuitas (annuity method)
(iii) Sistem persediaan (inventory systems)
TANAH DAN BANGUNAN
10. Tanah biasanya memiliki masa manfaat yang tidak terbatas dan biasanya tidak dianggap sebagai suatu aktiva yang dapat disusutkan. Namun, tanah yang memiliki masa manfaat terbatas bagi perusahaan diperlakukan sebagai aktiva yang dapat disusutkan.
11. Bangunan merupakan aktiva yang dapat disusutkan sesuai definisi dalam paragraf 2.
PENGUNGKAPAN
12. Pemilihan suatu metode alokasi dan estimasi masa manfaat suatu aktiva yang dapat disusutkan adalah merupakan masalah pertimbangan. Pengungkapan metode yang digunakan dan estimasi masa manfaat atau tingkat penyusutan yang digunakan menyediakan bagi para pemakai laporan keuangan informasi yang membuat mereka dapat menelaah kebijakan yang dipilih manajemen dan dapat membuat perbandingan dengan perusahaan lain. Untuk alasan serupa, adalah perlu untuk mengungkapkan jumlah yang dapat disusutkan yang dialokasikan daiam suatu periode dan akumulasi penyusutan pada akhir periode tersebut.
PERNYATAAN
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.17 terdiri dari paragraf 13-18. Standar ini harus dibaca dalam konteks paragraf 1-12.
13. Jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aktiva dialokasi berdasar suatu dasar sistematis dan beralasan selama masa manfaat tersebut.
14. Metode penyusutan yang dipilih harus digunakan secara konsisten dari periode ke periode kecuali perubahan keadaan yang memberi alasan atau dasar suatu perubahan metode. Dalam suatu periode akuntansi di mana metode penyusutan berubah, pengaruh perubahan harus dikuantifikasikan dan harus diungkapkan. Alasan perubahan harus diungkapkan.
15. Masa manfaat dari suatu aktiva yang dapat disusutkan harus diestimasi setelah mempertimbangkan faktor berikut:
(a) taksiran aus dan kerusakan fisik (physical wear and tear)
(b) keusangan
(c) pembatasan hukum atau lainnya atas penggunaan aktiva.
16. Masa manfaat dari aktiva yang dapat disusutkan harus ditinjau secara periodik dan persentase penyusutan disesuaikan untuk periode sekarang dan yang akan datang jika terdapat perbedaan besar dari estimasi sebelumnya. Pengaruh perubahan harus diungkapkan dalam periode akuntansi di mana perubahan terjadi .
17. Pengungkapan tentang penyusutan merujuk kepada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.16 tentang Aktiva Tetap.
TANGGAL EFEKTIF
18. Standar Akuntansi Keuangan ini berlaku untuk laporan keuangan yang mencakupi periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 1995.
terimakasih informasinya semoga membantu.salam st3telkom
BalasHapusinfonya sangat bermanfaat kak.. kalau ingin tahu tentang web gratis yukk disini saja.. terimakasih
BalasHapus